[Vignette] Pre-Wedding Syndrome

Kyungsoo

| RATING: PG-13 |

| GENRE: Romance, (Failed!)Fluff |

| LENGTH: Vignette |

| MAIN CAST: Do Kyungsoo (EXO-K), Ahn Hyerim (OC)|

DISCLAIMER: Plot&Storyline original by beautywolfff®

*

SUMMARY:

Tiba-tiba, Kyungsoo pun ragu.

*

Kyungsoo tidak tahu apakah ini benar-benar keputusan yang tepat atau tidak.

Ini sudah hari kesepuluh sebelum pernikahannya resmi digelar. Iya, pernikahan. Di umurnya yang ke-dua puluh dua tahun, ia sudah mau menikah. Ya Tuhan, ini bukan urusan main-main.

Ia akan hidup bersama seseorang—kekasihnya yang secepatnya akan menjadi istrinya. Selamanya. Sampai ajal menjemput mereka berdua. Uh. Kata-katanya memang mulai sedikit dramatis, tetapi pada intinya, benar kan?

Pertanyaannya kali ini, apakah dia siap?

Ia menghela napas berkali-kali saat melihat pantulan bayangannya di cermin. Tuksedo hitam dengan pita di lehernya itu benar-benar terasa pas untuk tubuhnya, tetapi tidak dengan hatinya.

Jujur, ia mulai sedikit bimbang.

Ia merapikan jasnya dengan gerakan kaku. Padahal tiga bulan yang lalu, entah mendapat keberanian darimana, Kyungsoo tanpa ragu melamar Ahn Hyerim setelah dua tahun lamanya mereka berpacaran. Pikirannya saat itu, ia ingin bersama perempuan yang ia sayangi untuk selamanya dengan status resmi sebagai suami-istri. Wow.

Hyerim terkejut, tentu. Ini semua terlalu tiba-tiba untuknya. Tetapi tanpa pikir panjang, dua hari kemudian ia menjawab dengan kalimat: “Baiklah, ayo kita menikah”.

Dan Kyungsoo senang bukan kepalang.

 

 

Tetapi, mengapa di hari-hari sakral menjelang pernikahan seperti ini, tiba-tiba hatinya ragu?

Pertama, apakah ia benar-benar siap menghadapi segalanya sendiri? Uh salah—maksudnya, berdua saja dengan Hyerim?

Kedua, ialah yang akan bertanggung jawab dengan semua kebutuhan keluarganya nanti. Ia akan menjadi tulang punggung keluarga, dan itu bukan pekerjaan ringan. Seringkali ia melihat ayahnya pulang begitu larut dengan raut wajah lelah karena pekerjaan yang menumpuk di meja kantornya. Dan sebentar lagi, mungkin Kyungsoo akan menjadi seperti ayahnya, kerja keras tanpa henti demi keluarga.

Ketiga, mereka akan punya anak, bukan? Ia ingat sekali, Hyerim pernah mengatakan padanya, ia berandai-andai ingin mempunyai dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Tiga. Hyerim memang menyukai anak kecil, tetapi…

TIGA? Iya tiga, bisa kau bayangkan bagaimana perasaan Kyungsoo? Tiga itu bukan jumlah yang sedikit.

Keempat, ia merasa takut jika semuanya tidak akan berjalan lancar seperti keinginannya. Selama dua tahun berpacaran, kadang ada sedikit pertengkaran diantara mereka. Setiap hubungan tidak selalu mulus, ia tahu. Kyungsoo takut ia tidak bisa menghadapi tekanan dan menyerah dengan hubungannya nanti. (Meskipun tidak pernah terlintas di benaknya bagaimana hidupnya tanpa Hyerim. Tapi tetap saja, kan. Menakutkan.)

 

Empat alasan saja sudah membuatnya bingung tidak karuan.

 

Ia mematung sesaat di depan cermin, sebelum sebuah suara yang sangat ia kenal membuyarkan lamunannya.

“Hei, mengapa kau diam saja?”

Ahn Hyerim sudah berada dua langkah tepat di hadapannya. Rambut indahnya diikat ke belakang, menyisakan leher jenjang yang terlihat manis dipadukan dengan gaun putih yang ia kenakan. Dengan susah payah ia mendekat sedikit demi sedikit ke arah Kyungsoo. Kedua manik matanya memandang mata laki-laki itu dengan tatapan heran.

“Kau baik-baik saja kan? Aku harap iya. Kalau kau bertanya balik, aku harus menjawab, aku tidak dalam keadaan baik, Kyungsoo-ya. Sepatu ini sempit sekali.” Ia mendesah lesu sambil memandangi kedua kakinya yang dibalut sepatu high heels tujuh senti berwarna perak mengkilat. “Aku tidak mungkin bisa berjalan kalau begini.”

Memandang kekasihnya itu, mau tak mau Kyungsoo hanya bisa tersenyum. Ia mengakui dalam hati, kekasihnya ini memang cantik. Ia termasuk laki-laki yang beruntung untuk mendapatkan Ahn Hyerim karena sesungguhnya, seantero universitas saling berlomba memperebutkan hatinya.

Mungkin nasib baik sedang berpihak pada Kyungsoo saat ia menyatakan cintanya pada Hyerim dan tanpa disangka, perempuan itu menganggukkan kepalanya tanda setuju.

“Kalau tidak pas, lebih baik kau cari yang lain.” Kyungsoo berusaha memberi saran. Hyerim menjawab dengan ekspresi kesal.

“Aku sudah melihat semuanya, tapi hanya sepatu ini yang pas. Yang lain terlalu berlebihan.”

“Bagaimana kalau kita cari di tempat lain?” Ini saran kedua Kyungsoo. Untungnya Hyerim mengangguk, mengiyakan dengan pasrah. Mungkin ia sudah lelah.

“Tapi gaunnya pas kan?” Kyungsoo bertanya lagi. Ia merasa ia mulai sedikit cerewet.

“Iya.” Hyerim menjawab singkat, lalu pandangannya segera beralih ke Kyungsoo. Meneliti penampilannya dari atas sampai ke bawah. Kedua matanya mulai berbinar-binar.

“Wah, aku baru sadar. Kau cocok sekali memakai tuksedo itu, Kyungsoo-ya! Kau terlihat tampan” Hyerim tertawa kecil. “Aku tak sabar melihatmu di altar hari senin nanti.”

 

Tiba-tiba perut Kyungsoo mulas lagi saat mengingat pernikahannya kini hanya tinggal menghitung hari.

***

 

“Halo?”

Suara laki-laki di seberang itu terdengar sedikit malas-malasan.

“Baekhyun!” Kyungsoo menjawab dengan sedikit histeris.

Relax, man. Ini jam sepuluh malam.” Ia mengerang kesal. “Kau tidak perlu berteriak seperti itu. Telingaku sakit.”

“Ini penting, Baekhyunnie. Tolong aku.”

“Ada apa? Suaramu terdengar menyedihkan.” Baekhyun bertanya bingung. Sepertinya sedikit demi sedikit ia mulai sadar dari tidurnya. “Tumben sekali kau menelponku. Asal kau tahu saja, aku sedang tidur dengan damai bersama my dear Haiyi dan ibunya, lalu tiba-tiba kau merusaknya dengan membangunkan aku tanpa rasa bersalah.” Laki-laki diseberang telepon itu kembali menggerutu. “Jadi sekarang, sebenarnya ada apa? Cepat. Lima menit.”

Kyungsoo menggigit bagian bawah bibirnya dengan ragu. Apakah ia harus menjelaskan tentang kekhawatirannya pada Baekhyun?

Ia merasa hanya Baekhyun yang bisa membantunya karena sahabatnya itu sudah menikah terlebih dahulu darinya, siapa tahu ia dapat memberi Kyungsoo beberapa saran. Semoga.

“Ini tentang Hyerim.” Kyungsoo akhirnya memutuskan untuk bercerita.

“Tunggu. Ahn Hyerim? Idola Sungkyungkwan? Yang cantik? Perempuan yang wajahnya seperti Minah Girl’s Day? Kekasihmu? Calon istrimu itu, kan? Hei, jangan bilang kau sudah putus.”

“Untuk semua pertanyaanmu, Baek. Jawabannya, ya. Kecuali yang terakhir, tidak akan pernah.” Kyungsoo menyahut datar. Cerewet sekali sahabatnya ini.

“Aku lupa mengatakannya. Tetapi harus kuakui,kau beruntung sekali kiddo!” Baekhyun mulai menceracau. Rasa kantuknya hilang sudah. “Aku kaget sekali saat mengetahui kau ternyata berpacaran dengan Ahn Hyerim saat itu. Dan bahkan kini kau berencana menikah dengannya hari Senin depan! Tetapi tenang saja, Aeri-ku tetap yang paling cantik—oh tentu, Haiyi juga.” Terselip nada bangga di sela-sela kalimatnya. Kyungsoo hanya memutar matanya dengan bosan. Ia sudah mendengar kalimat itu lebih dari beberapa puluh kali, mungkin.

“Ya, ya, ya. Terserah apa katamu Byunbaek, tapi kau harus mendengarkan ceritaku dulu.”

“Ah iya. Sekarang ceritakan. Aku akan diam.” Suara Baekhyun terdengar meyakinkan. “Aku berjanji.”

“Jadi, masalahnya sekarang..” Kyungsoo memberikan jeda sejenak untuk menarik napas dalam-dalam. “Aku, tiba-tiba jadi takut menikah.” Akhirnya ia mengucapkannya. Lalu tiba-tiba otaknya mulai merangkai kata-kata panjang dengan refleks. Menceritakan semua kekhawatirannya dari awal sampai akhir dengan runtut, jelas, padat, dan tidak ada yang terlewat.

“Ini menyeramkan Baek! Aku sudah memikirkan empat alasan paling menakutkan yang cukup untuk membatalkan pernikahanku. Apa aku lebih baik berhenti saja? Apa aku harus memberitahu Hyerim bahwa sesungguhnya aku tidak siap? Apa yang harus kulakukan?” Kyungsoo menceracau panjang lebar.

Suara di seberang terdiam lama. Sesaat Kyungsoo mengira sambungan teleponnya sudah terputus.

“Baek, kau masih disana kan? Kau mendengarku kan—”

“Kyungsoo.” Tiba-tiba suara Baekhyun memotong kalimatnya pelan. Kali ini sepertinya ia mulai serius. “Aku pernah merasakan hal seperti itu.” Ia menjawab dengan sedikit ragu. “Tentu semua orang yang hendak menikah sepertinya akan merasakan hal seperti itu. Tenanglah.”

“Tetapi, kurasa Hyerim tidak.” Kyungsoo menggaruk-garuk kepalanya mendengar kalimat Baekhyun. “Ia terlihat senang. Tidak nervous, seperti aku. Aku merasa.. gagal.”

“Memangnya kau tahu dia yang sebenarnya bagaimana?”

Kyungsoo tidak bisa berkata apapun lagi. Err, ya tentu saja tidak. Ia tidak tahu—Kyungsoo kan bukan mind reader.

“Awalnya aku ragu, mungkin pikiran kita semua sebagai laki-laki sama. Kau pasti takut. Pada intinya, kau pasti takut semua tidak akan berjalan sesuai dengan keinginanmu.”

 

Baekhyun, kau seratus persen benar.

 

“Tidak sepertimu, aku malah mendapatkan pikiran buruk seperti itu tepat sehari sebelum menikah. Sehari, Kyungsoo. Saat esok hari aku akan melangkah menuju altar,dan tiba-tiba aku ragu. Dalam sekejap semua kemungkinan buruk terputar di kepalaku. Apa lagi yang lebih menyeramkan daripada aku berpikiran untuk tiba-tiba membatalkan semuanya dan memilih lari? Yeah, itu gila.”

Ternyata Baekhyun juga punya sisi serius seperti ini ya. Kyungsoo tak henti-hentinya membatin.

 

“Hei Kyungsoo, kau masih mendengarkan aku kan?”

Kyungsoo mengangguk, biarpun ia tahu Baekhyun tidak akan bisa melihatnya.

“Aku tahu kau masih disana, jadi aku akan melanjutkan. Aku berpikir keras. Aeri bahkan bingung sendiri melihatku yang sehari sebelumnya berubah seratus delapan puluh derajat, seperti terganjal oleh sesuatu. Lalu apa kau tahu, apa yang membuatku yakin?”

Kyungsoo penasaran. Sial, Baekhyun benar-benar pas sekali memberhentikan ceritanya.

“Apa?” Kyungsoo bertanya dengan tidak sabar.

 

“Senyum Aeri dan kedua orang tuanya saat aku mendatangi rumah mereka untuk meminta izin sebelum aku akhirnya benar-benar menikahi Aeri.” Baekhyun berkata mantap. “Kau boleh mengatakan aku cheesy. Tetapi memang kenyataannya itu yang membuatku yakin dan akhirnya berdamai dengan diriku sendiri. Aku merasa aku pasti bisa melalui semuanya. Bersama Aeri, tentunya.”

 

Apakah ia benar-benar sedang berbicara dengan Byun Baekhyun? Sahabatnya yang terkenal sebagai pembuat onar?

 

“Kyungsoo.” Baekhyun kembali memanggil namanya. “Kau harus yakin. Kalau memang kau mencintai Hyerim-mu itu, kau pasti tidak akan ragu lagi. Percayalah pada dirimu sendiri.”

Kyungsoo menghela napas panjang. Paling tidak bebannya sedikit terangkat mendengar saran sahabatnya itu. Ia sedikit terkejut. Sahabatnya itu sudah bertumbuh dewasa.

Oh tidak, ya seharusnya memang begitu sedari dulu, sih.

“Baek, sejak kapan kau berubah seperti ini?” Kyungsoo tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.

“Hah? Oh itu, mungkin semenjak aku mendapatkan Haiyi.” Terdengar tawanya menggema melalui speaker ponsel. “Ah maaf, Haiyi menangis lagi. Aku tutup teleponnya sekarang ya, Kyungsoo. Berjuanglah!”

“Terima kasih, Baekhyun.”

“Kau berutang satu saran padaku, Kyungie. Bye!

 

 

Kyungsoo memandang langit-langit kamarnya dengan perasaan campur aduk.

Apa ia benar-benar yakin?

***

 

Ini hari yang penting. Amat penting.

Detik ini juga, mata Kyungsoo sedang memandangi perempuan bertudung transparan dengan gaun putih panjang menyapu lantai yang sedang berjalan menuju ke arahnya. Tangan kanannya menggamit seorang laki-laki tua yang sorot matanya terlihat amat teduh dengan struktur wajah yang kemiripannya hampir sembilan puluh persen dengan perempuan di samping kirinya. Semakin dekat, suara ketukan sepatu hak tinggi dari calon istrinya itu mulai menggema perlahan di gendang telinganya.

Bahkan sampai sekarang Kyungsoo tidak tahu ia siap atau tidak. Ia belum berhasil meyakinkan dirinya sendiri.

Kini mereka sudah berdiri berhadap-hadapan. Kyungsoo dengan perlahan membuka tudung itu untuk melihat lebih jelas lagi wajah perempuan yang akan hidup bersama dirinya untuk selamanya itu. Tentu saja tetap sama, cantik.

Tapi hari ini spesial. Kecantikannya tiba-tiba meningkat seratus persen. Seratus persen, wow. Itu angka yang fantastis.

 

Akhirnya, ikrar diucapkan.

“Aku bersedia.” Hyerim berkata tanpa ragu. Ia mengangkat telapak tangannya tanda berjanji.

 

Kyungsoo masih tidak tahu, apakah ini benar-benar keputusan yang tepat?

Benar-benar…tepat?

Sungguh?

 

Dadanya berdegup kencang. Kini gilirannya untuk mengucapkan ikrar yang sama.

“A-aku..”

Suaranya mulai terputus-putus. Ia mulai kehilangan keberaniannya. Kyungsoo berusaha melawan dorongan dirinya sendiri untuk lari meninggalkan altar sementara kakinya sudah gemetar tidak karuan. Sungguh ini benar-benar cobaan berat bagi Kyungsoo.

“Aku berse—UHUK!”

 

“Kyungsoo-ya, apa kau baik-baik saja?” Hyerim berbisik. Ekspresinya memperlihatkan kekhawatiran yang amat sangat. Pendeta yang berada di hadapannya memandangnya dengan tatapan bingung. Keringat dingin mengalir perlahan dari pelipis Kyungsoo. Kemudian ia terbatuk beberapa kali.

Kyungsoo tidak sedang baik-baik saja.

Semua hadirin di gedung itu mulai terdengar ramai, mendengung seperti lebah. Mereka tentu penasaran, mengapa sang mempelai laki-laki tidak segera mengatakan kalimat yang sama dengan perempuannya. Apakah ada masalah?

 

Masalahnya adalah, getaran di kaki Kyungsoo mulai merambat ke seluruh tubuhnya. Ia bersumpah dalam sepuluh detik ini ia akan berlari meninggalkan Hyerim. Ia sudah menyerah.

 

Namun semua pikiran buruknya berhenti saat sebuah tangan menggapai dan menggenggam lembut tangannya yang sudah basah sedari tadi karena gugup.

 

“Percayalah padaku, semuanya akan baik-baik saja.” Hyerim tersenyum hangat. “Jangan gugup. Oke? Jadi tenangkan dirimu, Kyungsoo. Tanganmu dingin sekali.”

 

Kyungsoo menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya keras-keras. Ia laki-laki dan ia harus berani. Rasa hangat yang terasa menguatkan mengalir perlahan dari genggaman tangan Hyerim. Ia kembali menengadahkan kepalanya dan menatap dalam-dalam mata Hyerim. Senyum di bibir Hyerim semakin membuatnya yakin.

 

“Aku bersedia.”

 

Selesai sudah. Kalimat itu akhirnya meluncur bebas dari bibirnya dengan tegas.

 

Hyerim yang mendengarnya spontan memeluk erat laki-laki di hadapannya itu. Dari sudut matanya, setitik air mata terlihat mengalir melewati pipinya. Kyungsoo yang tidak siap hanya membelalakkan matanya kaget. Terdengar suara sesenggukan dari arah pundaknya tempat kepala Hyerim bersender.

“Terima kasih. Terima kasih, karena kau sudah percaya padaku, Kyungsoo.” Hyerim berbisik tepat di telinganya. Suaranya terbata-bata. “Aku mencintaimu.”

Kedua mata Kyungsoo menangkap senyum yang terukir di bibir kedua orang tua Hyerim yang berdiri berdampingan di kursi paling depan sambil bertepuk tangan keras. Di sisi paling kanan, seorang laki-laki memberinya tanda jempol—Ahn Jaehyun, adik dari Hyerim. Ia seperti berkata ‘Aku mempercayakanmu untuk menjaga kakakku!’

 

Lalu Hyerim melepaskan pelukannya dan memandang matanya dalam-dalam. Senyum bahagia juga terulas di bibir kecil perempuan itu. Kyungsoo mendekatkan jarinya dan menghapus air mata dari pipi Hyerim.

“Jangan menangis. Make-up mu bisa luntur.”

“Kau memang laki-laki paling tidak romantis yang pernah aku kenal, Kyungsoo.” Hyerim mengeluh pelan meskipun bibirnya tetap mengulaskan senyum bahagia.

 

Seketika itu juga, Kyungsoo tahu ini keputusan yang tepat.

 

“Aku juga mencintaimu, Hyerim.” Ia berbisik.

 

Tanpa menunggu berlama-lama lagi, Kyungsoo segera menarik wajah Hyerim mendekat. Bibir mereka bersentuhan. Mereka hanyut dalam ciuman panjang yang menyenangkan.

Dan akhirnya, mereka bertukar cincin.

.

.

Ia akan hidup bersama Hyerim, selamanya.

Sampai ajal menjemput mereka berdua—Cheesy bukan?

Tetapi sungguh, Kyungsoo tidak peduli. Karena memang itulah kenyataannya.

 

***

Baekhyun memandang mereka berdua dari kursi tamu dengan tawa tertahan.

Akhirnya sahabat kecilnya itu berhasil melewati masa sulitnya, pre-wedding syndrome. Persis seperti dirinya, setahun yang lalu.

FIN

 

A/N: Shoutout to angginindyasari! Ini hasil dari ff requestmu, huehuehue ini versi dari n, tunggu untuk versi dari author satunya ya! Kkk. Maaf aku ga bisa bikin marriage life karena aku bahkan ga punya bayangan sama sekali buat itu! [DAN INI OFFICIAL PAIRINGNYA KYUNGSOO LOH, KENALAN YUK SAMA AHN HYERIM!] /bayangan yang ada cuma minah, maafkan. abis mereka mirip…/

df9fe542b1c111e38efb0a406416de40_6

[INI EDITAN KAN?kurangajar editannya LOL]

Tapi tenang, kita berusaha bikin genre itu di ff selanjutnya Haera&Sehun…uda pada tau kan? Itulo, Heir&Heiress, hehehe. Ditunggu ya;)

Anyway, moga kamu ngga kecewa sama ff ini ya. Hehehe thankyew other readers for reading! Have a nice day!x

leave some comments to make my day, maybe? XOXO.

P.S: GILA OVERDOSE KEREN BANGET YA GASIH FELLAAAS!!!! XD

16 thoughts on “[Vignette] Pre-Wedding Syndrome

  1. Uh, ga kebayang kalau oppa punya syndrome beneran kalau married nanti kkkk
    Thankseu u/ Baek oppa yg ngasih saran sesuai dgn pengalamannya. Bagus deh, bisa serius disaat yg tpt xP
    Pd akhirnya Dio opa berhasil mengikrarkan janji sucinya~ Syukurlah 🙂 Legaaaa (?)

    Sippo. Ditunggu another ffnya ya 😉
    Keep writing n fighting!!^^
    Nb: Hooh. Their ‘Overdose’ really make us overdose w/ them! Gonna died~ kkkk

    • haiii!:D
      iya gakebayang kan?pasti lucu!((sekaligus nyeremin jg sih)) hahaha. baek memang jd bijak disaat yg tepat! kalo dia masih jail kyk sblmnya kan bsbs tambah galau si dio:))))

      yaaap thankseu for reading&commenting!ilyyyyxooxo

      p.s: IYAAA ADUH SEMUANYA GANTENG BGT SAMPE LELAH:’)))

  2. uwaaahhhh akhirnya di post juga. seneng deh, aku suka ini sweet banget. aku enggak bisa ngomong apa-apa lagi, bener-bener makasih yaa hehehe oke deh buat ver yang satu lagi aku tunggu. jadi kapan heirs&heiress bakal di post? hehehe ya ampun ni aku banyak maunya ya. hahaha
    dan itu kayaknya eunji ya? apa aku salah liat? hahahaha
    aku udha liat mv overdose, dan heeeyyyyy keren banget, semua keren, dan ini wah aku enggak bisa ngomong, apa telepatiku nyampe? hehehe

    • haiii seneng ga seneng ga?bwehehe yang veri satunya agak lama;( ditungguyaa msh ongoing neh hehehe. kalo yg itu sih, sabar aja oke?pd kangen semua ya sm haehun:ppp

      bukaan itu minah girlsday hahaha mereka emg mirip:’D iya memang keren! telepati diterimaaaa~~~ hehe anw thanks for reading&dropping some comments!;D

  3. Haha, pikirannya Kyungsoo ada-ada aja deh, ckck
    Tapi gara-gara baca ff ini aku jadi mikir, nanti pas aku nikah rasanya kaya gitu juga apa engga ya? *masih lama kali-.- haha
    Oh iya, yang Baekhyun nikah itu udah diceritain apa blm sih? kayanya aku pernah baca tapi lupa._. kalo blm, diceritain dong thor biar aku tau, tapi kalo udah ya udah mau diapain, haha xD
    Udah ah, intinya aku suka sama ff ini, soalnya Kyungsoo’nya polos tapi ngegemesin gimanaa gitu~ n,n
    author saranghae! *love sign* xD
    P.S : Iya, Overdose keren bangeett!! Sehun’nya ganteng! >,< haha

    • haiiiii ganyeol nama kamu mirip sm calon suamiku deh /tsaaah/ /kode keras/ wakakak (chanyeol.red:p)
      iya masih lamaaa nikmatin hidup dulu aja ya>< ttg baekhyun nikah…belum…kita masih mau mencoba nulis ttg dia beserta anak istriny((impian lama ini…))
      aaaah thankyouuuuu for reading and dropping some comments<333

      p.p.s: GANTENG SEMUAA;3333

      • haha, dari aku kelas 1 sma *sekarang udah kelas 3* temen-temen aku pada manggil aku ganyol, entah kenapa *mungkin karena nama fb aku kali ya yang ada unsur ganyolnya? wkwk*
        iya, mikir mau kuliah dimana aja udah bingung nih ><
        oke sip! baekhyun storynya bakal aku tunggu sampe dipost disini! hehe
        oh iya, uname comment aku ada 2, Ganyeol sama Park Ganyeol, jadi kalo disatu ff kamu nemunya Ganyeol tapi di ff lain Park Ganyeol, itu tetep aku yang comment.. haha *anak labil*
        p.p.s: haha, iya sih semuanya ganteng, tapi aku utamain ngeliat bias dulu xD

      • ah then u r my sunbaenim /bows/ hello eonni!;) lucu deh namanya mirip sm chanyeol hahahah semangat kak buat nyari kuliahnya<3
        okeee siap! ditunggu terus yaaaaa hehe thanks for being the loyal readerrr seneng bgt ada yg ngapresiasi karya kita huhuhu /happily cries/
        okeoke;);)

        pppps: psst akujg selalu ngeliat bias dulu kalo ada mv/live perf kok;ppp

  4. ngeri juga kalo kena syndorm kaya gitu…
    cerita’a sweet banget dan baekhyun kamu bijak….#asli juga gak ya?#apa deh
    nice ff ^^b keren

  5. hahaha kayaknya kalau dari pov Hyerim, dy juga bakal lebih gugup dari si Kyungsoo deh.
    Tapi lucu Kyungsoo-nya terkena syndrome bgtu.
    Hyerim pakai heels 7 cm. Cuma satu yang terlintas, Kyungsoo jadi ga keliatan pendek? hahaha

    Overdose kereen pake banget!! Mau liat official MVnya.

Leave a comment